Homepage


Jatiluwih adalah sebuah desa pegunungan yang terletak di lembah kaki Gunung Batukaru dengan ketinggian 850 meter di atas permukaan laut. Desa Jatiluwih berada di daerah kecamatan Penebel, kabupaten Tabanan berjarak sekitar 20 km di sebelah utara kota Tabanan atau berjarak sekitar 38 km dari kota Denpasar. Untuk mencapai kawasan ini harus melalui jalan yang cukup sempit dan menanjak. Desa Jatiluwih menjadi daerah kawasan wisata yang dimiliki kabupaten Tabanan karena memiliki tanah perkebunan dan persawahan yang berteras-teras sehingga akan terlihat pemandangan sawah yang indah untuk dipandang terutama pada sore hari menjelang matahari terbenam.

Menurut sejarah, nama desa Jatiluwih sebelumnya bernama desa Girikusuma. Pergantian nama tersebut terjadi pada masa pemerintahan raja Dalem Waturenggong (1460-1552). Pada masa itu di desa Girikusuma ada seorang tokoh agama yang bernama Ida Bagus Angker yang melakukan meditasi dan madiksa (menjadi pendeta). Setelah beliau menjadi pendeta, desa Girikusuma lalu berganti nama menjadi desa Jatiluwih. Pada tempat di mana beliau bermeditasi, kemudian dibangun sebuah tempat pemujaan yang disebut Pura Gunung Sari. Pura tersebut didirikan oleh Ida Bagus Angker bersama dengan seorang abiseka Ida Bhagawan Rsi Canggu pada sekitar abad ke-16. Pada bagian halaman dalam pura Gunung Sari terdapat bangunan suci padmasana yang berfungsi untuk memuja Tuhan dalam manifestasi terhadap Dewa Siwa pada aspek Mahadewa yang ber-sthana di Gunung Batukaru atau Penguasa Mandala Barat. Sehingga pemujaan tersebut dilakukan agar mendapatkan anugerah khusus yang diharapkan yaitu kesuburan, kemakmuran, dan keselamatan dalam bidang pertanian.

0 komentar: