Dengan panorama alam yang masih alami maka wisatawan sangat terkesan sekali dengan apa yang ada di Desa Jatiluwih karena jauh dari polusi udara dan riuh rendah bunyi kendaraan serta sangat sejuk. Suasana alam yang sejuk nan alami serta air pegunungan yang bersih sangat cocok untuk pengembangan Wisata Alam. Air pegunungan yang ada digunakan untuk air minum dan sebagai sumber air pertanian yang diorganisir dengan sistem irigasi yang disebut Subak. Yang mana subak Desa Jatiluwih dipimpin oleh seorang Pekaseh dan untuk subak dipimpin oleh Kelian Subak. Untuk Subak di Desa Jatiluwih ada 7 subak.
Disamping Subak basah di Desa Jatiluwih juga terdapat Subak Abian yang terdiri dari 2 (dua) Subak Abian yakni : Subak Abian Jatiluwih dan Subak Abian Gunungsari. Dari pantauan letak geografis Desa Jatiluwih dan keadaan alam yang agraris maka masyarakat yang ada mayoritas hidup sebagai petani sawah dan kebun. Sistem bercocok tanam yang ada untuk daerah pertanian (sawah) dalam 1 (satu) tahun pola tanam ada 2 (dua) kali tanam dengan tetap melestarikan tradisi menanam padi lokal (padi bali) yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali dan ke Desa Jatiluwih pada khususnya. Cara pengolahan lahan pertanian yang masih tradisonal yakni menggunakan sapi atau kerbau untuk membajak sawah serta alat bajak tradisional. Panen dengan cara tradisional pula yaitu menggunakan ani-ani sebagai sarana utama. Dalam kegiatan pengolahan lahan, penanaman dan panen masih dengan pola gotong royong. Dari Desa Jatiluwih kita akan dapat melihat hamparan sawah yang sangat luas serta pegunungan yang sangat hijau dengan hutan yang lebat. Wisatawan yang datang ke Desa Jatiluwih juga sangat terkesan dengan keramah tamahan penduduk yang ada, sehingga para wisatawan merasa sangat nyaman bila mereka berjalan-jalan di lingkungan desa dan obyek lainnya. Seperti tampak pada gambar disamping hal inilah salah satu tradisi yang ada di Desa Jatiluwih yang membawa daya tersendiri bagi wisatawan. Inilah gambaran tradisi yang ada dan dilestarikan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Jatiluwih. Para pengunjung merasa sangat terkesan dengan apa yang disajikan oleh alam Desa Jatiluwih yang merupakan barometernya padi lokal (beras merah) yang ada. Setelah panen dilakukan, maka akan diikat secara tradisional pula tapi memiliki kekhasan tersendiri dan tidak mudah dilakukan oleh setiap orang tradisi panen pada umumnya dilakukan oleh para wanita tani.
0 komentar: